Sejak kecil aku menyukai dunia seni dan hal-hal berbau kreatif. Cita-citaku, kalau nggak jadi penulis ya ilustrator (baca: My Passion Story ) Berangkat dari hal itu, aku memilih jurusan seni sebagai pendidikan formalku. Selama ini aku cukup idealis dan ambisius dalam mengejar sesuatu. Di sekolah aku termasuk murid berprestasi. Aku senang ikut berbagai kompetisi dan sering memenangkan penghargaan. Aku juga berhasil mendapatkan beasiswa di kampus ternama yang menjadi impian banyak orang. Lalu, setelah lulus aku bekerja sebagai desainer grafis di sebuah perusahaan fashion, sesuatu yang memang aku inginkan selama ini. Tapi semuanya terhenti sejak aku punya anak. Aku merasa kehilangan banyak hal. Tidak adanya pencapaian membuatku merasa " unworthy ". Bisa dibilang itu menjadi salah satu titik terendahku (baca: Perjalanan Seorang Ibu Berdamai dengan Diri Sendiri ) Namun, di saat bersamaan, seolah Tuhan ingin memberitahuku, bahwa hidup tidak sekedar mengejar nilai dan angka-an
Sabtu kemarin aku kedatangan tamu temen-temen kuliah yang sekarang udah tinggal luar kota. Berhubung mereka udah pada eneg liat mall, kami pun mencari alternatif tempat lain untuk bertemu. Salah satu di antara kami mengusulkan untuk bertemu di Braga. Semua langsung menyetujuinya. Emang sih, kalo nyari tempat yang suasananya Bandung banget, Braga menjadi salah satu tempat yang pas untuk dikunjungi.
Sayangnya aku nggak sempet jalan-jalan kemarin karena temenku yang emang udah duluan sampai, udah kelaparan dan langsung mengajak makan. Kebetulan tidak jauh dari tempat kami berdiri ada sebuah cafe, namanya Braga Art Cafe. Kami pun memutuskan untuk ke sana. Karena namanya art cafe, dalam bayanganku cafe ini berkonsep seperti galeri seni. Di mana terdapat deretan lukisan dan benda-benda seni lain yang akan memanjakan mata pengunjung sembari menikmati makanan. Tapi ternyata aku salah. Nuansa seperti itu hampir tidak terlihat. Justru yang lebih menonjol dari cafe ini adalah nuansa tradisionalnya. Terutama di lantai atas. Terdapat banyak ornamen kayu termasuk pada hiasan dinding dan tiang-tiang penyangga. Suasananya sedikit mengingatkanku pada salah satu cafe di Bali.
Sebenarnya aku lumayan nggak nyangka karena di tengah ramainya kota Braga ternyata ada juga cafe yang tenang, dengan musik-musik santai dan interior yang bikin pengunjung betah berlama-lama.
Kalau bukan karena kebutuhan foto-foto buat ngisi feed Instagram aku lebih memilih untuk datang ke tempat yang tenang dan nyaman seperti ini dibanding ke cafe hits tapi waiting list-nya panjang banget, bising pula karena dipenuhi anak-anak abg (yang kadang bikin aku ngerasa "udah bukan umurnya aku dateng ke tempat kayak gitu. 🙁)
Berbeda dengan di lantai atas, di bawah interiornya lebih modern meskipun tetap tidak meninggalkan unsur utama yaitu kayu. Terdapat meja bar besar sebagai point of view-nya. O iya, semua tempat di sini adalah smoking area. Jadi bagi yang tidak merokok atau membawa anak kecil kusarankan memilih duduk di lantai atas, di area terbuka supaya tetap bisa menghirup udara segar.
Untuk makanannya, Braga Art Cafe ini menawarkan beragam menu, dari tradisional hingga western. Harganya pun cukup terjangkau, standar cafe-cafe di Bandung.
Aku memesan lemon tea dan penne carbonara. Lemon tea nya enak, manisnya pas dan tidak terlalu asam. Penne carbonara-nya juga enak.
Selain itu aku juga sempat mencicipi makanan suami. Dia memesan java bistik. Ini perpaduan unik western dengan tradisional. Steak dilumuri dengan saus yang entah apa namanya tapi dominan banget rasa manisnya. Sebenarnya aku sendiri tidak terlalu suka. Tapi bagi penyuka manis hidangan ini bisa jadi pilihan.
Harga
Penne Carbonara: 35k
Java Bistik: 37k
Lemon Tea: 15k
Over all nggak nyesel deh datang ke sini. Teman-temenku pun kelihatannya cukup menikmati. Kami bisa mengobrol puas dengan nyaman sambil melahap makanan yang disajikan.
Braga Art Cafe
Jl. Braga Indonesia No.68,Kec. Sumur Bandung,
Kota Bandung, Jawa Barat, 40111
(Seberang Braga City Walk)
Wah di braga ada juga ya cafe art kaya gini, masuk wishlist kalau ke bandung, suamiku suka banget nuansa kaya gini, thank you
BalasHapusHarus dong, sekalian jalan2 romantis berdua di sepanjang jalan braga.
Hapusbraga tempat kenangan masa kecil
BalasHapusWahh.. senangnya. Aku baru tau ada tempat secantik itu di bandung setelah hampir lulus kuliah
HapusWah mayan ugha, mau mampir kirain art cafe ada galeri nya ya hihi tapi ternyata kayak cafe2 di dago. Duh bener banget udah males ke cafe kekinian buat foto doang mending di tabung buat Umroh aamiin, tfs kaka
BalasHapus