Sejak kecil aku menyukai dunia seni dan hal-hal berbau kreatif. Cita-citaku, kalau nggak jadi penulis ya ilustrator (baca: My Passion Story ) Berangkat dari hal itu, aku memilih jurusan seni sebagai pendidikan formalku. Selama ini aku cukup idealis dan ambisius dalam mengejar sesuatu. Di sekolah aku termasuk murid berprestasi. Aku senang ikut berbagai kompetisi dan sering memenangkan penghargaan. Aku juga berhasil mendapatkan beasiswa di kampus ternama yang menjadi impian banyak orang. Lalu, setelah lulus aku bekerja sebagai desainer grafis di sebuah perusahaan fashion, sesuatu yang memang aku inginkan selama ini. Tapi semuanya terhenti sejak aku punya anak. Aku merasa kehilangan banyak hal. Tidak adanya pencapaian membuatku merasa " unworthy ". Bisa dibilang itu menjadi salah satu titik terendahku (baca: Perjalanan Seorang Ibu Berdamai dengan Diri Sendiri ) Namun, di saat bersamaan, seolah Tuhan ingin memberitahuku, bahwa hidup tidak sekedar mengejar nilai dan angka-an
Finnaly i got married! Sebenarnya target menikahku sudah lewat beberapa tahun lalu. Jadi di tahun 2017 aku justru tidak begitu memikirkan target menikah lagi. Aku sudah berada di titik paling lelah untuk berharap. Hubunganku dengan Totong sudah berjalan selama 12 tahun, sejak kami sama-sama masih duduk di bangku SMA. Namun sampai saat itu Totong belum juga memberikan kepastian tentang tentang kelanjutan hubungan kami. Aku sudah pasrah dan hanya bisa berdoa semoga Allah memberikan yang terbaik, di waktu yang tepat menurutNya. Aku mencoba menikmati hidup yang saat itu sedang kujalani. Berkumpul bersama teman-teman, menikmati pekerjaanku. Toh, nantinya kalau sudah menikah belum tentu aku bisa seperti itu. Tapi siapa sangka, Tuhan sudah menyiapkan rencana lain. Di tahun tersebut kejutan demi kejutan manis kudapatkan.