Sepotong kayu
Sepotong
kayu kau lukai dengan paku. Di punggungnya kau tata aneka hidangan. Ia
menyaksikan keserakahanmu. Sembari cemas berharap. Semoga ayam yang tengah kau
lahap. Bukan karibnya di kebun dulu.
Beberapa
kau jajar di muka rumah. Supaya jelas batas wilayah. Lalu kau tidur
nyenyak. Sementara rasa bersalah mengusiknya siang malam. Barangkali
burung-burung sedang bingung mendapati rumahnya hilang.
Sepotong
lagi kau pasung dekat pintu. Layu. Mendekap tubuh anak istrimu. Senyum kalian
membuatnya kian luka. Diam-diam diimpikannya. Pulang.
Bertemu
lagi dengan daun dan akar
(Maret
2010)
Komentar
Posting Komentar