Sejak kecil aku menyukai dunia seni dan hal-hal berbau kreatif. Cita-citaku, kalau nggak jadi penulis ya ilustrator (baca: My Passion Story ) Berangkat dari hal itu, aku memilih jurusan seni sebagai pendidikan formalku. Selama ini aku cukup idealis dan ambisius dalam mengejar sesuatu. Di sekolah aku termasuk murid berprestasi. Aku senang ikut berbagai kompetisi dan sering memenangkan penghargaan. Aku juga berhasil mendapatkan beasiswa di kampus ternama yang menjadi impian banyak orang. Lalu, setelah lulus aku bekerja sebagai desainer grafis di sebuah perusahaan fashion, sesuatu yang memang aku inginkan selama ini. Tapi semuanya terhenti sejak aku punya anak. Aku merasa kehilangan banyak hal. Tidak adanya pencapaian membuatku merasa " unworthy ". Bisa dibilang itu menjadi salah satu titik terendahku (baca: Perjalanan Seorang Ibu Berdamai dengan Diri Sendiri ) Namun, di saat bersamaan, seolah Tuhan ingin memberitahuku, bahwa hidup tidak sekedar mengejar nilai dan angka-an

Salah satu hal yang kutulis dalam
daftar “100 dreams project” adalah make over kamar. Dari kecil aku emang suka
banget ngehias-hias kamar gitu. Waktu SMP, kalo yang lain lagi seneng-senengnya
sama telenovela remaja, aku paling suka nonton acara reality show Jepang di TPI,
tentang lomba memake over ruangan. Setiap peserta bebas berkreasi namun dengan
budget terbatas. Ini serunya. Mau nggak mau mereka harus kreatif. Tak jarang
mereka berhasil menyulap barang-barang murah dan kelihatan sepele, menjadi
lebih artistik.
Dari situ aku jadi terinspirasi
untuk memake over kamar sendiri meski budget minim. Caranya adalah dengan memanfaatkan barang-barang bekas di sekitar. Misal,
mengecat ulang lemari yang sudah lama tidak terpakai, membuat hiasan dinding
dari kertas bekas dan kain perca. Bahkan dulu, sangking pengennya punya tempat
tidur sendiri, aku menyulap lemari panjang menjadi tempat tidur dengan kasur
empuk didalamnya. Selama beberapa tahun aku betah banget tidur di situ sampai
akhirnya terpaksa pindah karena kakiku udah nggak cukup lagi didalamnya.
Tentu masih banyak hal kreatif
yang bisa dilakukan. Apalagi sekarang udah ada pinterest. Banyak ide-ide yang
bisa dicontoh. Jujur sih, kalo udah buka pinterest kadang jadi nggak konsen.
Dari yang tadinya mau browsing referensi buat kerjaan, eh malah jadi liat
gambar-gambar interior kamar yang lucu-lucu.
Bisa dibilang udah jadi semacam
obsesi. Sampai sekarang aku pengen bisa punya kamar yang “aku banget”. Tapi
sejauh ini belum pernah benar-benar terwujud. Beberapa tahun hidup nomaden
alias pindah-pindah kosan, bikin aku sulit merealisasikannya. Apalagi kamar
kosan, yang bukan sepenuhnya milik sendiri. Belum, kalo ternyata nggak betah
terus pengen pindah kosan.
Tapi sekarang , meski masih
ngekos, aku cukup nyaman. Hampir 4 tahun semenjak kerja di Bandung, aku nggak
pindah-pindah kosan lagi. Tiap pulang kerja, ngliatin tembok yang sepi bikin
aku greget pengen memake overnya. Singkat cerita, akhirnya kuputuskan kamar ini
menjadi proyek eksperimenku.
Dan inilah hasilnya.
![]() |
Dapet ide awalnya malem-malem pas mau tidur.Karena terlalu excitednya, aku sampe nggak bisa tidur. Aku nyalain lampu lagi dan buru-buru bikin list barang apa aja yang aku butuhin. |
Nggak ada tema khusus sebenernya. Kalo dilihat secara keseluran kesannya, cherfull, girly dan teenage gitu ya. Warna pink fucia mendominasi karena aku emang suka banget warna itu. Aku kombinasikan dengan warna biru dan putih biar warna pinknya nggak bikin sakit mata alias too much (Kebetulan warna tembok dan karpetnya matching... jadi lumayan enggak usah ngecat ulang lagi)
Dan pastinya aku masih menerapkan
asas “Irit Budget”. Artinya, kalo bisa bikin sendiri ngapain beli. Kalo bisa beli dengan
harga murah, ngapain beli yang mahal. Hehe.. Karena itulah banyak item yang aku
bikin sendiri. Apa aja, sih? Let’s chek one by one!
Sebenernya belum sepenuhnya beres
sih. Masih ada beberapa bagian yang pengen aku tambahin. Nanti deh, ku update
lagi kalo udah benar-benar jadi.
Intinya, semua terletak pada
kreativitas. Percaya deh, dengan keterbatasan justru kita akan terpancing untuk
menciptakan karya-karya kreatif. Memang, mungkin akan sedikit memakan waktu.
Tapi pasti ada kepuasan tersendiri dibanding beli barang-barang secara instan.
Try it!
Komentar
Posting Komentar