Sejak kecil aku menyukai dunia seni dan hal-hal berbau kreatif. Cita-citaku, kalau nggak jadi penulis ya ilustrator (baca: My Passion Story ) Berangkat dari hal itu, aku memilih jurusan seni sebagai pendidikan formalku. Selama ini aku cukup idealis dan ambisius dalam mengejar sesuatu. Di sekolah aku termasuk murid berprestasi. Aku senang ikut berbagai kompetisi dan sering memenangkan penghargaan. Aku juga berhasil mendapatkan beasiswa di kampus ternama yang menjadi impian banyak orang. Lalu, setelah lulus aku bekerja sebagai desainer grafis di sebuah perusahaan fashion, sesuatu yang memang aku inginkan selama ini. Tapi semuanya terhenti sejak aku punya anak. Aku merasa kehilangan banyak hal. Tidak adanya pencapaian membuatku merasa " unworthy ". Bisa dibilang itu menjadi salah satu titik terendahku (baca: Perjalanan Seorang Ibu Berdamai dengan Diri Sendiri ) Namun, di saat bersamaan, seolah Tuhan ingin memberitahuku, bahwa hidup tidak sekedar mengejar nilai dan angka-an
Telah habis serbuk laras berkabar sukacita pada debu
sebatang kara
Dan manis menemukan persemayaman
terakhirnya
Hendak ada upacara turun tahta
Paman dikerahkan
Dia yang punya terik dan letih
Membabat bakal gula bukan miliknya
Pasukan merah putih kecil menyerbu medan
laga
Tawar menawar perasaan
Menanam khianat di hati mungilnya
Batang tebu sujud sujud di kaki
Aduhai, tentu minta dibawa lari
Sabar mengharap lena pak tua telanjang dada
Kantung ilmu jadi diisi hasil mencuri
Rambut merah disengat jemari matahari
Pantat merah diupah emak
Namun bocah tetap kembali
Tanpa lelah mengawal cakrawala mencari
sudut bumi
Lalu tebutebu meneruskan perjalanan
Menjejaklah kami,
Kehidupan baru
Agustus 2009
Komentar
Posting Komentar