Langsung ke konten utama

Istri Pengen Self Care VS Suami yang Nggak Peka

Aku tergelitik untuk nulis ini karena baca salah satu komentar di Instagramku, yang ngebahas tentang pentingnya para ibu meluangkan waktu untuk self care ( Tonton di sini ).  Kalo ditanya, pasti semua ibu pengen self care -an. Tapi realitanya, boro-boro, mau self care gimana? Udah repot duluan ngurus anak. Belum lagi kalo suami nggak peka 😢  Kayaknya sangat mewakili ibu-ibu banget yaa. Angkat tangan kalo relate ! 🤭 Emang ya, Bun. Setelah punya anak, apalagi masih kecil, mau nyuri waktu self care tuh "menantang" banget. Padahal itu salah satu kebutuhan dasar supaya kita bisa recharge energi. Makanya, penting banget peran suami di sini untuk gantiin take care anak atau bantu pekerjaan rumah selama kita self care . Tapi, banyak istri yang ngerasa suaminya nggak peka, nggak mau bantu.  Tau nggak, kalo sebenarnya kebahagiaan tertinggi seorang laki-laki adalah ketika ia bisa membahagiakan pasangannya. Boleh di kroscek ke suami masing-masing, apa definisi kebahagiaan bagi mere

Menjelajah Kota Tua, Braga


Menjelajah Bandung memang nggak pernah ada habisnya. Berawal dari rasa ‘kagol’ dengan tugas  kuliah yang nggak juga kelar, padahal udah seharian mantengin laptop, kami pun memutuskan untuk berjalan-jalan. Jalan-jalan kali ini beneran dalam arti sebenarnya! Bayangkan, dari daerah Tamansari sampai jl. Asia Afrika sama sekali kami tak menyentuh angkot dan hanya mengandalkan kedua kaki kami untuk melangkah. Kalau dikira-kira, untuk sampai ke tempat tujuan kami menempuh waktu sekitar 1 jam lebih, itu belum dihitung perjalanan pulangnya loh. Tapi entah kenapa gak ada rasa capek. Setidaknya nggak secapek perjalanan ke kampus (padahal waktu tempuh kontrakan-kampus  hanya sekitar 15 menit).  Mungkin karena kami hanya ingin menikmati pemandangan yang disuguhkan sepanjang jalan, tidak memusingkan tujuan, akan berhenti di mana atau sudah berapa lama kami berjalan.
Percaya atau tidak, sampai di tengah perjalananpun kami masih tidak tahu akan pergi ke mana. Sampai akhirnya kami teringat kota tua yang lama ingin kami kunjungi namun belum kesampaian, Braga. Kubayangkan, kota ini seperti Champs Ellysess-nya Bandung. Sepanjang jalan berderet toko, butik, cafe dan toko-toko lukisan. Dan benar saja, berada di sana rasanya sepeti tersesat di Eropa saja. Bentuk bangunannya mirip bangunan-bangunan Eropa. Bagus deh! Nggak heran tayangan televisi pernah mengambil setting di tempat itu, antara lain iklan SCTV yang jadul bangeett.. Kalau yang terbaru iklannya XL, diperankan Atiqah Hasiholan. Setelah puas melihat-lihat (hanya melihat, karena harga-harga disana pastinya selangit), kamipun melanjutkan perjalanan ke Jl. Asia Afrika, tinggal lurus saja dari Braga. Di situ terdapat gedung-gedung tua, salah satu diantaranya gedung Asia-Afrika yang merupakan tempat berlangsungnya Konferensi Asia Afrika. Kebetulan saat itu sedang diadakan pameran “Perjalanan 50 tahun gerakan non blok”. Kami bisa masuk secara cuma-cuma. Di sana kami bertemu Sukarno dan petinggi-petinggi negara lainnya. Sungguh sebuah wisata sejarah yang mengasyikan. Sekali waktu cobalah berwisata ala kami. Hanya dengan modal 0 rupiah, bisa mendapatkan banyak pengalaman berharga. Jangan sampai lupa ya, bawa kamera untuk mengabadikan momentmu. Karena itu yang akan menjadi cenderamata untuk dipamerin ke temen-temen atau bernarsis ria di FB. Selamat mencoba!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Softlens New More Dubai (Honey Brown)

Sebagai penderita mata minus aku jarang banget memakai softlens. Aku lebih memilih pakai kacamata untuk sehari-hari karena nggak ribet, dan hanya memakai softlens untuk event tertentu saja seperti kondangan atau acara spesial lain. Kebetulan bulan ini banyak banget undangan nikahan. Jadi aku memutuskan untuk beli softlens lagi. Walau hanya perintilan kecil aku ngerasa ini ngaruh banget untuk penampilanku keseluruhan. Meski baju dan dandanan udah cantik, kalau pakai kacamata tuh rasanya kurang perfect aja gitu.

Perjalanan Seorang Ibu Baru Berdamai dengan Diri Sendiri

Butuh waktu 3 tahun sampai aku bener-bener bisa menerima peran baruku sebagai ibu. Sebelumnya, aku cukup struggle dengan segala perubahan yang terjadi. Duniaku melambat. Aku yang selama ini ambisius tiba-tiba harus kehilangan apa yang selama ini kukejar. Karier, kebebasan, penghasilan dan juga mimpi-mimpiku. Aku ngerasa useless , nggak berharga, nggak berdaya sehingga aku marah ke diri sendiri. Aku juga ngerasa bersalah karena nggak mampu membahagiakan orang-orang yang kucintai. Kondisiku ini, kalau dilihat dari skala kesadaran manusia, berada pada level terendah, lebih rendah dibandingkan perasaan sedih, di mana orang-orang bisa sampai terpikir bunuh diri, itu karena dia udah ada pada level kesadaran tersebut. Untungnya, aku masih cukup waras untuk tidak melakukan hal-hal yang membahayakan. Meski begitu, aku selalu dilanda kecemasan hampir setiap saat. Desember 2021, bulan di mana anakku tepat berusia 3 tahun. Aku merasa bahwa yang terjadi denganku sudah sangat mengganggu. Sempet coba

Silly Gilly Daily: Rekomendasi Bacaan untuk Para Introvert

Beberapa tahun ini buku dengan konsep full colour dengan gambar-gambar ilustrasi sedang naik daun. Ditandai dengan munculnya buku #88LOVELIFE karya fashion blogger Diana Rikasari dan ilustrator Dinda PS pada tahun 2015 (Kabarnya buku ini sempat ditolak oleh penerbit sebelum akhirnya menjadi buku best seller ). Hingga baru-baru ini muncul buku yang fenomenal banget, Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (nkcthi) yang langsung terjual 5000 eksemplar di menit-menit pertamanya (Aku termasuk salah satu yang menunggu2 buku ini terbit. Sampai harus bolak balik ke toko buku karena selalu sold out ). Kehadiran buku berilustrasi semacam ini menurutku memberi dampak sangat positif sehingga masyarakat antusias datang ke toko buku. Padahal dari segi harga buku ini tidaklah murah. Orang yang tadinya nggak suka membaca mulai tertarik dengan buku karena ilustrasinya. Bagi yang memang hobi membaca, mereka jadi punya alternatif bacaan yang nggak cuma berisi tulisan aja.