Sejak kecil aku menyukai dunia seni dan hal-hal berbau kreatif. Cita-citaku, kalau nggak jadi penulis ya ilustrator (baca: My Passion Story ) Berangkat dari hal itu, aku memilih jurusan seni sebagai pendidikan formalku. Selama ini aku cukup idealis dan ambisius dalam mengejar sesuatu. Di sekolah aku termasuk murid berprestasi. Aku senang ikut berbagai kompetisi dan sering memenangkan penghargaan. Aku juga berhasil mendapatkan beasiswa di kampus ternama yang menjadi impian banyak orang. Lalu, setelah lulus aku bekerja sebagai desainer grafis di sebuah perusahaan fashion, sesuatu yang memang aku inginkan selama ini. Tapi semuanya terhenti sejak aku punya anak. Aku merasa kehilangan banyak hal. Tidak adanya pencapaian membuatku merasa " unworthy ". Bisa dibilang itu menjadi salah satu titik terendahku (baca: Perjalanan Seorang Ibu Berdamai dengan Diri Sendiri ) Namun, di saat bersamaan, seolah Tuhan ingin memberitahuku, bahwa hidup tidak sekedar mengejar nilai dan angka-an
Hari Jumat minggu lalu menjadi
salah satu hari paling kelabu dalam hidupku. Laptopku nggak mau nyala meski sudah dicolokin kabelnya dan dipencet-pencet
tombol powernya. Seharian itu aku nggak bisa ngapa-ngapain. Nyawaku ada di
laptop itu. Aku sempat minta pertolongan ke teman yang pinter ngutak-atik
komputer. Kupikir hanya perlu instal ulang, tapi ternyata nggak berhasil. Keesokaannya
kupriksakan laptop q itu ke BEC. Ternyata, kata mas tukang servis, ada masalah
dengan VGAnya sehingga terpaksa harus diservis. Untunglah, laptopku masih bisa
terselamatkan, hanya saja aku harus merelakan uang lima ratus ribu melayang
karenanya. Ternyata masalahnya cukup sepele. Aku memakai u-buntu dan windows 7
sekaligus. Apalagi u-buntu sebenarnya nggak cocok diinstal di laptop, terlalu
berat. Kapasitasnya nggak sememadahi mac atau PC. Hiks, seandainya aku tahu
dari dulu, semua ini takkan terjadi. Tapi nggak papa, ini pelajaran berharga. Buat yang belum nyoba, jangan pernah coba di rumah ya.!
Komentar
Posting Komentar