Langsung ke konten utama

Istri Pengen Self Care VS Suami yang Nggak Peka

Aku tergelitik untuk nulis ini karena baca salah satu komentar di Instagramku, yang ngebahas tentang pentingnya para ibu meluangkan waktu untuk self care ( Tonton di sini ).  Kalo ditanya, pasti semua ibu pengen self care -an. Tapi realitanya, boro-boro, mau self care gimana? Udah repot duluan ngurus anak. Belum lagi kalo suami nggak peka 😢  Kayaknya sangat mewakili ibu-ibu banget yaa. Angkat tangan kalo relate ! 🤭 Emang ya, Bun. Setelah punya anak, apalagi masih kecil, mau nyuri waktu self care tuh "menantang" banget. Padahal itu salah satu kebutuhan dasar supaya kita bisa recharge energi. Makanya, penting banget peran suami di sini untuk gantiin take care anak atau bantu pekerjaan rumah selama kita self care . Tapi, banyak istri yang ngerasa suaminya nggak peka, nggak mau bantu.  Tau nggak, kalo sebenarnya kebahagiaan tertinggi seorang laki-laki adalah ketika ia bisa membahagiakan pasangannya. Boleh di kroscek ke suami masing-masing, apa definisi kebahagiaan bagi mere

Dunia Bisu 2


Belum pernah Malioboro kurasa seindah ini

Depan pasar Klithikan:
Debu-debu mengkristalkan rindu. Tumpahkanlah dari bejana hatimu. Aku berdiri di sini untukmu

Sepanjang Malioboro:
Aku penari. Tanpa gemerincing gelang dan selendang. Hanya debar menjadi irama. Rona merah terpulas sempurna di muka. Tarianku adalah langkah kakimu. Dalam gemulai jemari, kutarikan kata hati. Tersembunyi tanpa kau tau. Gedung dingin melirikmu cemburu. Wahai lelaki, hendak kau culikk ke mana gadis kami?

Vedebrug:
Kau masih pelangi. Meski tanpa gerimis dan senja telah lewat. Di antara berjuta jiwa, kucari lagi binarnmu. Ketemu! Berbatas tipis di garis mimpi. Kau lelaki, kenapa tertunduk malu? Nikmati saja gejolak jiwa dan debarannya. Lelaplah dalam euforia tanpa kata. Dunia bisu tetap milik kita.

Depan BI seperti biasa:
Jam waktu yang menggantung di dinding langit berkali berisyarat. Siap menghujamkan perisai kedua di antara kita. Tak jerakah kau tanggung sesal setahun? Sekarang untuk entah. Meski panas meranggas sukma, dan tubuh di lumpuh malu, tak jugakah ingin kau ungkap kata yang tersembunyi dari balik gelisahmu?

Pada akhirnya di ujung penantian terlama:
Lampu-lampu kota menjalma cahaya malaikat. Tanpa kedipan menyaksikan tangan kita bersentuhan. Lembut tanganmu dan dinginnya logam. Kudekap liontinmu di dada. Kita berbalik muka, beradu punggung. Tanpa mampu kuhitung satu detikpun. Tanpa mata bertautan. Tanpa kau tau butir kaca tersudut di kelopakku. Terbayar lunas segala luka. Tertembus katup relung rindu dan ragu. Terjawab semua tanya.

Lalu seketika kita terjebak dalam dejavu masa lalu. Dewa yang berkuasa atasmu. Kau pelangi. Maka kewajibanku menyaksikanmu pergi. Ya, secepat ini. Aku menengadah. Mengharap sinarmu kembali melengkung di langit kotaku

(Juni 2009)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Softlens New More Dubai (Honey Brown)

Sebagai penderita mata minus aku jarang banget memakai softlens. Aku lebih memilih pakai kacamata untuk sehari-hari karena nggak ribet, dan hanya memakai softlens untuk event tertentu saja seperti kondangan atau acara spesial lain. Kebetulan bulan ini banyak banget undangan nikahan. Jadi aku memutuskan untuk beli softlens lagi. Walau hanya perintilan kecil aku ngerasa ini ngaruh banget untuk penampilanku keseluruhan. Meski baju dan dandanan udah cantik, kalau pakai kacamata tuh rasanya kurang perfect aja gitu.

Perjalanan Seorang Ibu Baru Berdamai dengan Diri Sendiri

Butuh waktu 3 tahun sampai aku bener-bener bisa menerima peran baruku sebagai ibu. Sebelumnya, aku cukup struggle dengan segala perubahan yang terjadi. Duniaku melambat. Aku yang selama ini ambisius tiba-tiba harus kehilangan apa yang selama ini kukejar. Karier, kebebasan, penghasilan dan juga mimpi-mimpiku. Aku ngerasa useless , nggak berharga, nggak berdaya sehingga aku marah ke diri sendiri. Aku juga ngerasa bersalah karena nggak mampu membahagiakan orang-orang yang kucintai. Kondisiku ini, kalau dilihat dari skala kesadaran manusia, berada pada level terendah, lebih rendah dibandingkan perasaan sedih, di mana orang-orang bisa sampai terpikir bunuh diri, itu karena dia udah ada pada level kesadaran tersebut. Untungnya, aku masih cukup waras untuk tidak melakukan hal-hal yang membahayakan. Meski begitu, aku selalu dilanda kecemasan hampir setiap saat. Desember 2021, bulan di mana anakku tepat berusia 3 tahun. Aku merasa bahwa yang terjadi denganku sudah sangat mengganggu. Sempet coba

Silly Gilly Daily: Rekomendasi Bacaan untuk Para Introvert

Beberapa tahun ini buku dengan konsep full colour dengan gambar-gambar ilustrasi sedang naik daun. Ditandai dengan munculnya buku #88LOVELIFE karya fashion blogger Diana Rikasari dan ilustrator Dinda PS pada tahun 2015 (Kabarnya buku ini sempat ditolak oleh penerbit sebelum akhirnya menjadi buku best seller ). Hingga baru-baru ini muncul buku yang fenomenal banget, Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (nkcthi) yang langsung terjual 5000 eksemplar di menit-menit pertamanya (Aku termasuk salah satu yang menunggu2 buku ini terbit. Sampai harus bolak balik ke toko buku karena selalu sold out ). Kehadiran buku berilustrasi semacam ini menurutku memberi dampak sangat positif sehingga masyarakat antusias datang ke toko buku. Padahal dari segi harga buku ini tidaklah murah. Orang yang tadinya nggak suka membaca mulai tertarik dengan buku karena ilustrasinya. Bagi yang memang hobi membaca, mereka jadi punya alternatif bacaan yang nggak cuma berisi tulisan aja.