Sejak kecil aku menyukai dunia seni dan hal-hal berbau kreatif. Cita-citaku, kalau nggak jadi penulis ya ilustrator (baca: My Passion Story ) Berangkat dari hal itu, aku memilih jurusan seni sebagai pendidikan formalku. Selama ini aku cukup idealis dan ambisius dalam mengejar sesuatu. Di sekolah aku termasuk murid berprestasi. Aku senang ikut berbagai kompetisi dan sering memenangkan penghargaan. Aku juga berhasil mendapatkan beasiswa di kampus ternama yang menjadi impian banyak orang. Lalu, setelah lulus aku bekerja sebagai desainer grafis di sebuah perusahaan fashion, sesuatu yang memang aku inginkan selama ini. Tapi semuanya terhenti sejak aku punya anak. Aku merasa kehilangan banyak hal. Tidak adanya pencapaian membuatku merasa " unworthy ". Bisa dibilang itu menjadi salah satu titik terendahku (baca: Perjalanan Seorang Ibu Berdamai dengan Diri Sendiri ) Namun, di saat bersamaan, seolah Tuhan ingin memberitahuku, bahwa hidup tidak sekedar mengejar nilai dan angka-an
Dengan alasan sepi, tak ada teman, bingung mau ngapain, beberapa sudah pulang menikmati libur kuliah di jogja, maka kami, penghuni kontrakan yang masih tersisa memutuskan untuk menikmati weekend dengan berjalan-jalan di seputaran bandung. Tujuan pertama kami (awalnya), adalah mengunjungi pameran craft yang terletak di jalan aceh no 15. eh, oleh angkot kami diturunkan di jl aceh no 50..sekian. Terpaksa kami harus jalan kaki di siang yang terik. parahnya, kami belum pernah melewati jalan itu sebelumnya. Tak lama kami melintas di kawasan markas TNI. Setelah aksi sikut menyikut, seorang temanpun memberanikan diri untuk bertanya jalan pada seorang tentara yang sedang berjaga. Petunjuk arah telah kami kantongi. Bukannya melanjutkan perjalanan, perhatian kami justru tertuju pada deretan tank besar yang terpajang di halaman. Kata pak tentara, di tempat itu memang sedang diselenggarakan pameran kendaraan dan alat perang milik TNI-AD. Tanpa menunggu lebih lama, kami berkeliling, menaiki satu persatu kendaraan, mencoba-coba senjata yang tentu saja nggak ada pelurunya, dan yang terpenting mengabadikannya lewat foto untuk dipasang di profil FB. Melihat pameran itu, pikiranku
segera berubah. Ternyata tentara itu nggak seseram yang kubayangkan. Mereka sangat ramah, bahkan tak sungkan menawarkan diri untuk menfoto kami. Nggak cuma sekali jepret, berkali-kali.! Sampai memory full dan baterai low (yang ini lebay ah!). Lucu deh, tentara yang biasa pegang senjata, skrg pegang kamera. Satu hal lagi yang menarik dan tak terlupakan, kami diberi kesempatan menaiki tank, diarak keliling jalan raya. Rasanya seperti miss universe, duduk di atas sambil melambaikan tangan, semua mata memandang... ya, meski aku tau, yang mereka pandang tentu saja tanknya, bukan aku. Tapi tak apalah, itu tadi pengalaman pertama seumur hidupku.
segera berubah. Ternyata tentara itu nggak seseram yang kubayangkan. Mereka sangat ramah, bahkan tak sungkan menawarkan diri untuk menfoto kami. Nggak cuma sekali jepret, berkali-kali.! Sampai memory full dan baterai low (yang ini lebay ah!). Lucu deh, tentara yang biasa pegang senjata, skrg pegang kamera. Satu hal lagi yang menarik dan tak terlupakan, kami diberi kesempatan menaiki tank, diarak keliling jalan raya. Rasanya seperti miss universe, duduk di atas sambil melambaikan tangan, semua mata memandang... ya, meski aku tau, yang mereka pandang tentu saja tanknya, bukan aku. Tapi tak apalah, itu tadi pengalaman pertama seumur hidupku.
Komentar
Posting Komentar