Sejak kecil aku menyukai dunia seni dan hal-hal berbau kreatif. Cita-citaku, kalau nggak jadi penulis ya ilustrator (baca: My Passion Story ) Berangkat dari hal itu, aku memilih jurusan seni sebagai pendidikan formalku. Selama ini aku cukup idealis dan ambisius dalam mengejar sesuatu. Di sekolah aku termasuk murid berprestasi. Aku senang ikut berbagai kompetisi dan sering memenangkan penghargaan. Aku juga berhasil mendapatkan beasiswa di kampus ternama yang menjadi impian banyak orang. Lalu, setelah lulus aku bekerja sebagai desainer grafis di sebuah perusahaan fashion, sesuatu yang memang aku inginkan selama ini. Tapi semuanya terhenti sejak aku punya anak. Aku merasa kehilangan banyak hal. Tidak adanya pencapaian membuatku merasa " unworthy ". Bisa dibilang itu menjadi salah satu titik terendahku (baca: Perjalanan Seorang Ibu Berdamai dengan Diri Sendiri ) Namun, di saat bersamaan, seolah Tuhan ingin memberitahuku, bahwa hidup tidak sekedar mengejar nilai dan angka-an
Gedung-gedung berjejal congkak
Kotaku tak lagi punya ruang untuk sekedar
merebahkan punggung malam
yang mulai encok, memanggul sejarah
Anak-anak kehilangan candikala
Kehilangan petak sawah
tempat menembang lagu dolanan
menyibak tawa diantara kembang jagung
yang mekar
Lalu rembulan jatuh begitu saja di dasar sungai yang keruh
menenggelamkan rindu
tanpa sayup megatruh
sunyi kinanthi
Di sini
orang-orang berduyun dari segala penjuru
melahap euforia dengan rakus
merenggut paksa kesakralan tanah moyangnya
Sepasang beringin kembar
terasing
menepi dari arus waktu
Ke Nirbaya
mereka menyeret langkah
mengusung keranda
2010
Kotaku tak lagi punya ruang untuk sekedar
merebahkan punggung malam
yang mulai encok, memanggul sejarah
Anak-anak kehilangan candikala
Kehilangan petak sawah
tempat menembang lagu dolanan
menyibak tawa diantara kembang jagung
yang mekar
Lalu rembulan jatuh begitu saja di dasar sungai yang keruh
menenggelamkan rindu
tanpa sayup megatruh
sunyi kinanthi
Di sini
orang-orang berduyun dari segala penjuru
melahap euforia dengan rakus
merenggut paksa kesakralan tanah moyangnya
Sepasang beringin kembar
terasing
menepi dari arus waktu
Ke Nirbaya
mereka menyeret langkah
mengusung keranda
2010
Komentar
Posting Komentar