Sejak kecil aku menyukai dunia seni dan hal-hal berbau kreatif. Cita-citaku, kalau nggak jadi penulis ya ilustrator (baca: My Passion Story ) Berangkat dari hal itu, aku memilih jurusan seni sebagai pendidikan formalku. Selama ini aku cukup idealis dan ambisius dalam mengejar sesuatu. Di sekolah aku termasuk murid berprestasi. Aku senang ikut berbagai kompetisi dan sering memenangkan penghargaan. Aku juga berhasil mendapatkan beasiswa di kampus ternama yang menjadi impian banyak orang. Lalu, setelah lulus aku bekerja sebagai desainer grafis di sebuah perusahaan fashion, sesuatu yang memang aku inginkan selama ini. Tapi semuanya terhenti sejak aku punya anak. Aku merasa kehilangan banyak hal. Tidak adanya pencapaian membuatku merasa " unworthy ". Bisa dibilang itu menjadi salah satu titik terendahku (baca: Perjalanan Seorang Ibu Berdamai dengan Diri Sendiri ) Namun, di saat bersamaan, seolah Tuhan ingin memberitahuku, bahwa hidup tidak sekedar mengejar nilai dan angka-an
Dengarkan baik- baik, relief itu saling berbisik
menggunjingkan sejarah yang telah banyak berubah
Gendhing jawa terasa hampa
Rama dan Shinta bosan bercinta
Siang hari arca dipuja
Malam hari ia mendesah sendiri
mencari puing kuping yang hilang dicuri
Kenapa tuhan dikhianati?
Rasakan daun telingamu bergetar
oleh jerit pilu dari celah batubatu
Shiwa murka, katanya
wisnu dikurung, ia disekap
Brahma diikat!
Prambanan porak poranda kena gempa!
Siapa peduli?!
Bandung masih berdendang
lagu cinta yang tiada berkesudahan
Di bawah sana negrinya berantakan
sisa perang bela negara
ia berdendang sepanjang masa
masih abadi dendamnya
Jonggrang jelita,
dari matanya menetes air mata darah
Seribu kenangan pahit menjadi pondasi
yang tiada lapuk juga ditelan zaman
Hingga ia tetap bertengger arogan
Lihatlah satu relief tak utuh, terserak,
terseok, terbatabata berkata
tak berguna berbangga
yang berjaya pasti ada akhirnya
menggunjingkan sejarah yang telah banyak berubah
Gendhing jawa terasa hampa
Rama dan Shinta bosan bercinta
Siang hari arca dipuja
Malam hari ia mendesah sendiri
mencari puing kuping yang hilang dicuri
Kenapa tuhan dikhianati?
Rasakan daun telingamu bergetar
oleh jerit pilu dari celah batubatu
Shiwa murka, katanya
wisnu dikurung, ia disekap
Brahma diikat!
Prambanan porak poranda kena gempa!
Siapa peduli?!
Bandung masih berdendang
lagu cinta yang tiada berkesudahan
Di bawah sana negrinya berantakan
sisa perang bela negara
ia berdendang sepanjang masa
masih abadi dendamnya
Jonggrang jelita,
dari matanya menetes air mata darah
Seribu kenangan pahit menjadi pondasi
yang tiada lapuk juga ditelan zaman
Hingga ia tetap bertengger arogan
Lihatlah satu relief tak utuh, terserak,
terseok, terbatabata berkata
tak berguna berbangga
yang berjaya pasti ada akhirnya
Komentar
Posting Komentar