Dunia Bisu
Dunia bisu,
Aku mengerti ia mengerti
Matanya bicara resah
Melihat tatapku gelisah
Detak jantungku menyempitkan
waktu. Parade pelangi memang akan berakhir. Berganti selimut petang yang
sempurna. Tapi kami masih menari. Diiringi tetabuhan pilu dan tangis bercampur
gerimis tipis. Tersisa hanya biasmu, dunia masih bisu. Aku melepasmu dengan
caraku, dengan sorot mata tajam itu. Tepat purnama ketujuh, aku setia
menghadirkanmu, dalam malamku, dalam doa-doaku. Aku lumpuh, aku sakit. Bukan
karna hujan yang mengguyurku sejak kemarin. Bukan karna angin dingin yang
mencengkeramku hingga aku mati menggigil.Karnamu.
Angin dan debu berbisik kata rindu untuk kota kecil itu
Sepi dan aku sendiri
Meski kau lihat di bawah sana
Hingar bingar karnaval wajah rupawan
Beserta iring- iringan kendaraan hias berlapis emas
Dari atap gedung tua ini, aku tak bergeming
Masih setia menanti pelangi
(Mei 2009)
Komentar
Posting Komentar